Kamis, 27 November 2014

Panel Hydarnt dengan zelio













BAB I
PENDAHULUAN












BAB I
PENDAHULUAN

1.1                      Latar Belakang

Salah satu persyaratan yang harus dilakukan oleh siswa-siswi SMK Negeri 3 Buduran adalah membuat karya tulis setelah melaksanakan program On the Job Training (OJT), disamping itu pembuatan karya tulis ini juga bertujuan agar siswa-siswi mampu mencari pokok permasalahan serta dapat memecahkan permasalahhan sesuai dengan program studi yang digunakan pada penyususnan karya tul.is
Dengan adanya kegiatan OJT di dunia industri, diharapkan siswa-siswi mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja, dan dapat juga menjadi pribadi yang ahli dan kreatif dalam setiap melakukan pekrjaan yang ada di industri selama melakukan kegiatan OJT. Berdasarkan pengalaman selama OJT di PT Delta Jaya Engineering tentu banyak pengalaman yang didapat, dimana PT Delta Jaya Engineering memproduksi banyak panel yang salah satunya adalah P.MCC Hydrant.
P.MCC Hydrant adalah electrical equipment untuk proses penyiraman batubara. P. MCC Hydrant adalah Panel Motor Control Centre Hydrant yang digunakan untuk mengoperasikan motor hydrant untuk mengisikan air ke pipa-pipa air pada sistem hydrant di saat tekanan pada pipa-pipa air tersebut menurun atau berkurang dari tekanan normalnya setelah air dalam pipa-pipa tersebut digunakan untuk penyiraman batubara yang suhunya meningkat agar suhu batu bara tersebut kembali ke normal atau menurun.
Penulis mengangkat “P. MCC Hydrant” sebagai judul karya tulis karena menurut sepengetahuan penulis,karya tulis yang membahas tentang Panel Hydrant sebagai sistem pengisi air ke pipa-pipa sistem hydrant sebelumnya belum pernah dijadikan karya tulis oleh para siswa SMKN 3 Buduran jurusan Kelistrikan Kapal.
1.2                 Tujuan Karya Tulis
Dalam penyusunan karya tulis terlebih dahulu menjalani praktik di industri dan di industri tersebut banyak menjumpai materi-materi yang akan digunakan dalam penyusunan karya tulis.
1.2.1        Tujuan Umum
Adapun tujuan umum karya tulis ini anatara lain :
Ø  Merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir dan
 kelulusan.
Ø  Siswa harus mampu menggali informasi pada saat melakukan OJT.
Ø  Menambah wawasan serta pengetahuan siswa tentang rangkaian listrik yang dibutuhkan di industri.
Ø  Menambah perbendaharaan peroustakaan sekolah dalam menunjang peningkatan siswa angkatan selanjutnya.
Ø  Mendidik siswa agar mampu menyusun laporan dengan baik, tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.


1.2.2        Tujuan Khusus
Ø  Agar siswa mampu memahami prinsip atau sistem kerja kelistrikan dari P.MCC Hydrant.
Ø  P.MCC Hydrant dimaksudkan untuk pengoperasian motor hydrant untuk pengisian air ke pipa-pipa air dalam sistem hydrant untuk penyiraman batubara.
Ø  Mengetahui manfaat dari penggunaan atau pemasangan P. MCC Hydrant.



1.3                  Batasan Masalah
Dalam karya tulis ini penulis memberikan batasan masah dalam pembahasan sehingga nantinya tidak menyimpang dalam penguraiannya.Adapun batasan masalahnya sebagai berikut:
1.      Membahas tentang cara dan sistem kerja kelistrikan P.MCC Hydrant untuk menjalankan main pump dan jockey pump.
2.      Tidak mengulas tentang klasifikasi dan jenis motornya serta sistem hydrant-nya karena hanya membahas tentang cara pengoperasiaan kerja kelistrikan P.MCC Hydrant.


1.4                  Metode Penulisan
Dalam mendapatkan informasi dan data-data untuk penulisan karya tulis, penulis menggunaka metode penulisan antara lain :
1.      Metode Observasi
Yaitu memperoleh data dari informasi serta mengamati alat serta pengerjaannya secara langsung pada saat OJT.
2.      Metode Interview
Yaitu mengumpulkan data dan mencari berbagai  informasi dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pembimbing yang ada di industri mengenai hal-hal apa saja yang berkaitan dengan judul karya tulis.
3.      Metode Literatur
Yaitu mendapatkan data atau informasi dengan cara membaca buku atau literature di internet yang berkaiatan dengan judul karya tulis, sehingga dapat menjadi referensi dalam penyusunan karya tulis dan didapatkan landasan teori yang relevan.

1.5                 Sistematika Penulisan
Materi penulisan dalam karya tulis ini adalah agar dalam penyajiannya dapatmengena sesuai dengan sasaran, maka akan terbagi dalam beberapa bab dan subbab. Pembagian tersebut meliputi sebagai berikut.

1.     BAB I :     Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan Karya Tulis
1.3  Batasan Masalah
1.4  Metode Penulisan
1.5  Sistematika Penulisan
2.    BAB II :     Teori Penunjang
2.1     Komponen yang dipakai serta karakteristiknya
2.1.1         MCCB
2.1.2         MCB
2.1.3         Kontaktor
2.1.3.1   Bagian-bagian kontaktor
2.1.3.2   Jenis-jenis kontaktor
2.1.4         Relay
2.1.5         TOR
2.1.5.1   Prinsip kerja bimetal pada TOR
2.1.5.2   Cara kerja TOR
2.1.6         Push Button
2.1.6.1   Jenis-jenis push button
2.1.7         Timer Delay Relay
2.1.8         Selector Switch
2.1.9         Smart Relay Zelio
2.1.9.1   Jenis dan tipe zelio model compact
2.1.9.2   Jenis dan tipe zelio model modular
2.1.10     Pillot Lamp
2.1.11     Fuse
2.1.12     Current Transformator
2.1.13     Power Meter PM750
3.  BAB III :   P.MCC Hydrant
3.1     Main / Hydrant Pump
3.1.1         P rinsip kerja main pump dengan rangkaian kelistrikannya
3.1.2         Rangkaian elistrikan motor main pump
3.1.2.1  Rangkaian daya main pump
3.1.2.2  Rangkaian pengendali main pump(manual)
3.2     Jockey Pump
3.2.1         P rinsip kerja jockey pump dengan rangkaian kelistrikannya
3.2.2         Rangkaian kelistrikan motor jockey pump
3.2.2.1  Rangkaian daya jockey pump
3.2.2.2  R angkaian pengendali jockey pump(manual)
3.3           Rangkaian pengendali otomatis P. MCC Hydrant dengan smart relay Zelio
3.4       Rangkaian metring dan incoming
4.    BAB IV :   Penutup
4.1  Kesimpulan
4.2  Saran






















BAB II
TEORI PENUNJANG












BAB II
TEORI PENUNJANG


Sebuah kegiatan produksi adalah sebuah pelaksanaan dari sebuah desain yang telah dirancang sebelumnya. Dalam kelistrikan perancangan gambar daya dan kontrol selalu didasarkan komponen-komponen pendukungnya, sehingga seorang perancang rangkaian-rangkaian listrik selalu dibantu dengan katalog dari masing-masing komponen.

2.1         Karakteristik komponen yang digunakan
Dalam pembuatan panel MCC Hydrant tentunya terdapat beberapa komponen, komponen yang digunakan mempunyai cara kerja yang berbeda-beda. Untuk itu di bawah ini akan membahas mengenai karakteristik dari masing-masing komponen yang digunakan pada P. MCC Hydrant, sehingga dengan mengetahui cara kerja dari komponen tersebut dapat mempermudah dalam memahami tentang fungsi dari panel MCC Hydrant dan juga dapat menambah pengetahuan.
Di bawah ini adalah komponen-komponen yang digunakan pada panel MCC Hydrant.

2.1.1           Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) adalah sebuah MCB dengan kapasitas arus yang besar. MCCB juga dapat disebut sebagai Breaker. MCCB adalah breaker yang dilengkapi dengan sensor beraker di dalamnya, yang juga dilengkapi oleh patrun sebagai pengaman arus hubung singkat. Sehingga MCCB dapat digunakan untuk pengaman beban lebih dan proteksi dari hubung singkat selain MCB yang ratingnya lebih rendah . Untuk rating MCCB dimulai dari 20A sampai 2000A, selain itu MCCB juga mempunyai pengaman tambahan yaitu Breaking Capacity.
Breaking Capacity adalah kapasitas pemutus arus secara tiba-tiba. Breaking Capacity mengamankan jaringan dari bahaya bunga api yang besar yang dapat ditimbulkan karena terjadi tegangan dinamik akibat pemutus arus secara tiba-tiba. Untuk MCCB diatas 150A dilengkapi dengan UVT (Under voltage), UVT bekerja pada saat  MCCB dalam keadaan tegangan turun, maka MCCB tersebut akan trip, jadi UVT juga bisa disebut sebagai pengaman.
·           Karakteristik Sistem
1  . Sistem Tegangan
Sistem tegangan adalah tegangan operasional dari circuit breaker harus lebih bisa atau minimum sama dengan tegangan sistem.
2      . Frekuensi Sistem
Frekuensi sistem adalah frekuesi pengenal dari circuit breaker harus sesuai dengan frekuensi sistem. Circuit breaker dapat beroperasi pada frekuensi 50 atau 60 Hz.
3      . Arus Pengenal
Arus pengenal dari circuit breaker harus disesuaikan dengan besarnya arus beban yang dilewakan melalui kabel, dan harus lebih kecil dari arus amabng yang diizinkan melewati kabel.
4        . Kapasitas Pemutus
Kapasitas pemutus dari circuit breaker harus paling sedikit sama dengan arus hubung singkat prospekif yang mungkin akan terjadi pada suatu titik instalasi. Dimana circuit breaker tersebut dipasang.

Gambar 2.1 Simbol MCCB
Gambar 2.2 MCCB



2.1.2           Miniatur Circuit Breaker (MCB)
MCB adalah pemutus hubung singkat secara otomatis bila mana tegangan atau daya melampaui tegangan standart yang ditentukan. Berguna untuk mencegah terjadinya korsleting listrik/hubungan pendek arus listrik ataupun kerusakan  peralatan listrik akibat melonjaknya tegangan listrik. Pada rumah model lama , pemutus arus listrik berupa fuse (sekering) yang todak praktis, karena apabila terjadi korsleting listrik/hubung singkat yang mengakibatkan putusnya arus listrik maka harus mengganti sekering tersebut .
Dengan adanya MCB maka setiap kali terjadi hubung singkat yang mengakibatkan putusnya arus listrik circuit akan terputus, sesudah instalasi normal kembali maka untuk menghubungkan/ menghidupkan listrik cukup dengan menekan saklar /tuas pada MCB ke posisi ON.
MCB ada juga yang di pasang pada box meteran PLN dengan warna putih, tuasnya bertandabiru dan bersegel PLN adalah piranti untuk mengamankan arus yang masuk ke dalam gedung atau rumah. Sedangkan MCB didalam rumah yang dipasang sesudah box meteran PLN yang tuasnya berwarna putih adalah pembagi arus listrik menjadi beberapazone sesuai dengan kebutuhan  masini-masing cabang. Untuk keamanan terutama gedung-gedung besar umunya MCB dipasang dalam kotak panel yang terkunci.
Untuk mencegah penggunaan yang kurang baik kualitasnya, peraturan kelistrikan mengatur agar MCB yang digunakan memenuhi standart industri, di Indonesia digunaka standart SNI.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0pHIUNjlxYc74-1Yt2jcyMaXURC0AF7awqgDCoL4BcCRLJ5bEE52l_35eXlk6hojFonmLVDEspNuamkXu0E_abDy5b4yXyK5V6dUD09Qu96_97KzKbOlmg0PXNTZBnC_WzfvHlz8r-Po/s1600/5.jpg
Gambar 2.3 MCB

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXEC1CARLPGLGD_qbWboF8P-Or4-b3Ppg-rU-rZ2kRA2wwvid5acp1F-Vu6uXEnZWLbbY5RCUffM0Gus1zHii-CqIKP22dsFb_b4zCB9CIz0hqb2_e56gaHnaqsFQvnN20BeVGtaQqJAz1/s1600/simbol.JPG
Gambar 2.4 Simbol MCB 1 fasa dan 3 fasa



2.1.3           Kontaktor
Kontaktor adalah saklar magnet yang bekerja berdasarkan prinsip kemagnetan. Kontaktor dapat menghubungkan dan memutuskan antara sumber arus dengan muatan (beban). Bila inti coil pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet dan menarik kontak sehingga kontak-kontaknya mennjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik.
Kontaktor atau saklar magner bekerja berdasakan prinsip magnet, artinya saklar ini bekerja jika ada gaya  kemagnetan pada penarik kontaknya. Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontaknya dengan bantuan pegas pendorong. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus  kerja normal adalah arus yang mengalir selama pemutus tidak terjadi. Sebuah kontaktor memiliki koil yang bekerja pada tegangan DC ataupun AC. Pada tegangan AC, tegangan minimal adalah 85% tegangan kerja, artinya apabila kurang maka kontaktor akan bergetar.

2.1.3.1  Bagian-bagian Kontaktor
a . Coil atau kumparan
Coil atau adalah lilitan yang apabila dialiri arus listrik akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Coil disebut juga sebagai kumparan, fungsi coil adalah membangkitkan sifat kemagnetan sementara untuk menghubungkan (menari) dan memutuskan kongtak utama dan kontak bantu.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmBIPRTsRbIT_-62u1SRYjSwtWDHnR651WPwVosmXF2ecGavV_rDjykUY_2vV-D0ojz7oX_EnKThSqhCt91oOx7EOW04TE4QTzwjQKuCC1YAaZbmCBr4iinzODs5BGvwrnOpWr7J8tK6M/s1600/1.jpg
Gambar 2.5 Simbol coil kontaktor

b. Kontak utama atau kontak energi
Kontak utama berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan tegangan sumber(supply) dengan beban. Kontak utama memiliki kemampuan melewatkan arus lebih besar dari kontak bantunya. Disebut juga kontak energi yang menyalurkan energi dari sumber ke beban dengan meminimalkan bunga api yang terjadi.
Kontak Utama terdiri dari tiaga pasang kontak yang semuanya NO (Normally Open) dengan nomor kode : 1-2, 3-4, 5-6.
c. Kontak bantu
Kontak bantu adalah kontak yang memiliki kemampuan mengalirkan arus lebih kecil dari kontak utama yang ada pada kontaktor. Biasanya arus maksimal yang dapat melewati kontak bantu adalah 10 A, jarang sekali kontaktor yang mempunyai kontak bantu lebih dari 10 A. Kontak bantu terdiri dari dua jenis yaitu:
v  Kontak bantu NO (normally Open)    
Pada keadaan normal (tidak bekerja) kontak membuka. Mula-mula kontak membuka dan setelah kontaktor bekerja, maka kontak bantu NO menutup atau menjadi Close (menutup). Kontak NO (Normally Open ) dengan kode nomer :13-14, 23-24, 43-44, 53-54, dsb.
v  Kontak bantu NC (Normally Close)  
Pada keadaan normal (tidak bekerja) kontak menutup. Mula-mula kontak menutup dan setelah kontaktor bekerja, maka kontak bantu NC membuka atau menjadi Open. Pada umumnya kontak-kontak bantu digunakan dalam rangkaian kontrol, sedangkan kontak utama digunakan pada rangakian utama atau daya. Pada saat kumparan dialiri arus listrik, maka inti besi yang tetap akan berubah menjadi magnet sementara dan menarik inti besi yang bergerak, akibatnya pole kontak utama dan kontak bantu bekerja.  Kontak NC (Normally Cpen ) dengan kode nomer : 11-12,21-22, 31-32, 51-52, dst.

http://akhdanazizan.com/wp-content/uploads/2013/01/notasi-simbol-kontak-kontaktor.png
Gambar 2.6 Simbol kontaktor beserta kontak-kontaknya

2.1.3.2  Jenis-jenis Kontaktor
Sebenarnya banyak jenis –jenis kontaktor yang ada di pasaran, baik yang dipakai secara umum maupun yang mempunyai spesifikasi khusus.
Beberapadiantaranya seperti dibawah ini:
v  Kontak Utama + 1 kontak bantu NO
v  Kontak Utama + 1 kontak bantu NC
v  Kontak Utama + 1 kontak bantu NO + 1 kontak bantu NC
v  Kontak Utama + 2 kontak bantu NO + 2 kontak bantu NC.



http://listrikpemakaian.files.wordpress.com/2011/07/kontaktor004.jpg    
Gambar 2.7 Fisik dan simbol kontaktor





2.1.4           Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Pada relay terdiri dari coil dan kontak, coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang kontak adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik pada coil.
Secara prinsip relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.
Relay biasanya digunakan untuk  menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 A AC 220V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0,1 A 12 VDC). Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.
Seacara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut:
1. alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak saklar.
2. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.
Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi sebuah dioda yang diparallel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengatisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off , agar tidak merusak komponen di sekitarnya.
Konfigurasi dari kontak-kontak relay ada tiga jenis yaitu :
a. Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat relay dicatu.
b. Normally Close (NC),  apabila kontak-kontak terbuka saat dicatu.
c. Change Over (CO), relay mempunyai kontak tengah yang normal terturup,  tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain.
Penggunaan relay perlu memperhatikan tengangan pengontrolnya serta kekuatan relaymen-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya 12 VDC/4 A 220 V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengintrolnya adalah 12 VDC dan mampu men-switch arus listrik maksimal sebasar 4 A pada tegangan 220 VAC. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi aman.
Relay jenis lain ada yang namanya redswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililiti kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saing menempel sehingga menjadi saklar yang On. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet dan kontak terbuka (OFF).

Gambar 2.8 Fisik dan bagian-bagian relay



2.1.5          Thermal Overload Relay
Thermal Overload Relay (TOR) Adalah pengaman beban lebih atau overload yang igunakan pada instalasi beban motor listrik adalah TOR.Jika arus yang melaui penghantar yang menuju motor listrik melebihi kapasitas atau seting TOR ,maka TOR drop atau terputus sehingga rangkain yang menuju motor listrik terputus.
TOR dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama (untuk seri magnet kontaktor tertentu).Rotasi kontak utamanya adalah 2,4,6 sebelum beban atau motor listrik.
                      Gambar 2.9 Fisik Thermal Overload Relay
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih :
  • Beban mekanik pada motor listrik terlalu besar.
  • Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai atau motor listrik berhenti secara mendadak
  • Terjadi hubungan singkat pada motor listrik antara fasa dengan fasa,atau antara fas dengan body
  • Motor listrik bekerja hanya dengan duaa fasa atau terbukanya salah satu fasa dari motor listrik tiga fasa.
Prinsip kerja termal beban berdasarkan panas atu temperature yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemn-elemen pemanas bimetal.Jika panas berlebihan maka salah satu logam bimetal melengkung dan menggerakkan notasinya95, 96.
Gambar 2.10 bimetal pada TOR
2.1.5.1  Prinsip Kerja Bimetal pada TOR
Jika terjadi beban lebih maka arus menjadi besar dan menyebabkan penghantar panas.panas pada penghantar melewati bimetal sehingga bimetal melengkung dan selanjutnya aliran listrik yang menuju motor listrik terputus dan motor listrik belitannya tidak sampai terbatas.
       
Gambar 2.11 Simbol TOR

Gambar 2.12 Simbol TOR yang dipasang pada kontaktor

2.1.5.2  Cara Kerja TOR
Cara kerja Overload pada suatu rangkaian motor listrik.Apabila terjadi beban lebih pada motor maka TOR atau Overload,akan menarik kontak-kontaknya secara otomatis yang tadinya 97,92 NO akan terhubung ke 95,96 NC dan sebaliknya.Jika,pada rangkain motor dipasang pada kondisi 95,96 dan terjadi beban lebih maka 95,96 kembali keposisi awal .Semua pengontrol mati dan kontaktor-kontaktor tidak hidup dan motornya juga mati,dan jika dilengkapi dengan aplikasi seperti bell,atau lampu pada TOR pada kontak 97,98 maka bell dan lampu akan hidup ketika terjadi beban lebih.




2.1.6           Push Button
Push button adalah tombol tekan untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik yang mengalir dala suatu rangkaian.Push button akan bekerja bila ada tekan pada tombol. Berdasarkan konstruksinya apabila push button ditekan kemudian dilepas, maka tombol akan kembali seperti semula karena ada tekan pegas. Oleh karena itu rangkaian kontrol harus dilengkapi rangkaian pengunci agar arus yang masuk tidak terputus pada saat tombol dilepas. Begitupun sebaliknya apabila digunakan memutuskan arus, maka rangkaian harus dirangkai sedemikian rupa agar pada saat tombol dilepas arus tidak dapat kembali masuk.
Push buttnon juga salah satu jenis saklar yang banyak dipergunakan dalam rangkaian pengendali dan pengaturan. Pus button bekerja dengan prinsip titik kontak  NO dan NC saja, kontak ini mempunyai 2 buah terminal baut sebagai kontak sambungan. Sedangkan push button yang memiliki kontak NC dan NO dalam  satu bagian memiliki 4 buah terminal baut.
Push button ada tiga macam yaitu :
1 . Push button NO (Normally Open)
2 . Push button NC (Normally Close)
3 . Push button kombinasi NO dan NC
2.1.6.1       Jenis-jenis push Button
·      Push Button NO (Normally Open)
Prinsip kerja push button NO
1.    Pada keadaan normal kontak membuka, maka tidak dapat mengalirkan arus listrik
2.    Pada saat ditekan kontak menutup, maka dapat mengalirkan arus lisrik.
3.    Pada saat tekanan dilepaskan atau tidak ditekan kontak membuka, maka tidak dapat mengalirkan arus listrik (kembali pada keadaan normal).
Gambar 2.13 Simbol push button ON           

·      Push Button NC (Normally Close)
Prinsip kerja push button NC
1.    Pada keadaan normal kontak menutup maka dapat mengalirkan arus listrik.
2.    Pada saat ditekan kontak membuka, maka tidak dapat mengalirkan arus lisrik.
3.    Pada saat tekanan dilepaskan atau tidak ditekan kontak menutup, maka dapat mengalirkan arus listrik (kembali pada keadaan normal).

                             Gambar 2.14 Simbol push button OFF

·      Push Button Kombinasi (NO dan NC)
Secara mekanis kedua jenis push button ini bisa digabungkan menjadi satu, jadi salah satu tombol bisa digunakan sebagai saklar NO atau NC juga bisa digunakan bersama-sama. Hal ini dilakukan apabila rangkaian harus bekerja satu-satu atau tidak boleh bekerja secara bersamaan.
                                                Gambar 2.15 Simbol push button kombinasi

·      Emergency Stop
Secara mekanis push button ini sama dengan push button lainnya hanya yang membedakan adalah push button ini dapat mengunci saat ditekan (tidak kembali seperti semula), karena fungsinya memutus aliran listrik saat ditekan (sebagai tombol pengaman). Dan untuk mengembalikan keadaannya seperti semula setelah mengunci adalah dengan memutar push button tersebut. Karena push button ini digunakan untuk saat emergency maka kontak push button ini adalah kontak NC.


                          
Gambar 2.16 Fisik E-Stop         Gambar 2.17 Simbol E-Stop




Gambar 2.18 Macam-macam push button





2.1.7     Time Delay Relay (TDR)
TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.
Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7WbEd2gkeC6IsExzVbfiaZCI3ZOa42q0x4A8JCVXpZukoo8guf1j9HILtuYC3ki1qEfhU0Rkw9DpjZYIl3bWLe6b0x4Amzu3B1tXuwufrh3SZdPH5OLEjvXRxd0RSoy_xRMKgbEojPxs/s320/Time_Relay.jpg
Gambar 2.19 Fisik Timer Delay Relay

Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik.
Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan menarik serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisian kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC.
Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKu-iUtss8lk086aCyjakddUkkSefurJpUKNEW4Ao6Y_3CR-dJSJpL7AcGwW51ELw9_61IjRM6CFMs4BiYwMCfs1XKaG-dKlJmVBSDcT6Rb9hKUK-EVWBm68mbHVDR779JulEZd3xKYmc/s400/timer+relay+2.PNG
                      Gambar 2.20 Struktur kontak-kontak dan coil TDR


Gambar 2.21 Simbol coil TDR ON Delay

Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki coil sebagai contoh pada gambar di atas adalah TDR type ON Delay dengan 8 kaki yaitu kaki 2 dan 7 adalah kaki coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis relay timernya.
Pada rangkaian P.MCC Hydrant timer yang digunakan adalah Timer Delay Relay yang ON Delay, Karena akan merubah posisi kontaknya saat koil timer sudah dialiri arus listrik sesuai waktu penundaannya.



2.1.8      Selector Switch
Selector switch adalah salah satu saklar putar yang digunakan untuk pengoperasian baik secara manul atau auto. Selector switch dalam rangkaian P. MCC Hydrant berfungsi untuk mengoperasikan suatu rangkaian dengan dua cara yaitu dijalankan dengan manual atau otomatis (auto). Ada beberapa type selector switch, tapi biasanya hanya dua type yag sering digunakan yaitu 2 posisi (ON-OFF/Start-Stop/0-1, dll) dan 3 posisi (ON-OFF-ON/Auto-Off-Manual,dll) untuk memilih. Kerja dari selector switch yaitu menyambung rangkaian sesuai dengan yang ditunjuk oleh tangkai selector.


Ø  Selector switch 2 posisi
                                      
Gambar 2.22 Fisik  selector switch                        Gambar  2.23 Simbol selector switch




Ø  Selector switch 3 posisi
                        
Gambar 2.24 Fisik selector switch     Gambar 2. 25 Simbol selector switch



2.1.9    Smart Relay Zelio
Smart relay menggantikan logika dan pengerjaan sirkuit kontrol relay yang merupakan instalasi langsung pada aplikasi sistem otomasi sederhana. Dengan smart relay rangkaian kontrol cukup dibuat secara software.


  
                      Gambar 2.26 Smart relay zelio SR3B101BD


Ada beberapa tujuan diciptakannya smart relay, diantaranya :
1)   Untuk menggantikan logika dan pengerjaan sirkit kontrol relai yang merupakan instalasi langsung.
2)   Dengan smart relay rangkaian kontrol cukup dibuat secara software.
3)   Smart Relay dirancang untuk instalasi dan perawatan oleh teknisi elektrik industri yang tidak harus mempunyai skill elektronika tinggi.
Ø    Keunggulan menggunakan Smart Relay adalah:
1.    Sangat mudah untuk diimplementasikan dan waktu implementasi proyek lebih cepat.
2.    Bersifat fleksibel dan sangat handal. 
3.    Mudah dalam modifikasi (dengan software).
4.    Lebih ekonomis daripada PLC untuk aplikasi yang sederhana. 
5.    Memerlukan waktu training lebih pendek.
Zelio adalah Smart Relay yang dibuat oleh Schneider Telemecanique. Tersedia dalam 2 model : Model Compact dan Model Modular. Jika diperlukan dapat ditambahkan modul I/O tambahan (expansion I/O modules), baik I/O diskrit maupun I/O analog. Beberapa pilihan lain juga dapat ditambahkan ( Modul Komunikasi MODBUS dan Memori).

Ø    Keunggulan menggunakan Zelio Smart Relay adalah:
1.    Tersedianya modul komunikasi MODBUS sehingga Zelio dapat menjadi slave PLC dalam suatu jaringan PLC.
2.    Terdapat fasilitas Fast Counter (hingga 1KHz).
3.    Dapat diprogram dengan menggunakan Ladder dan FBD.
4.    Terdapat 16 buah Timer (11 macam), 16 buah Counter, 8 Buah blok fungsi Clock (setiap blok fungsi memiliki 4 kanal), automatic summer/winter time switching.
5.    Dapat ditambahkan 1 modul I/O tambahan.
Ø    Pemilihan Smart Relay
Sebelum akan menggunakan menggunakan smart relai sebagai pengontrol kendali, harus diperhatikan bagaimana dalam pemilihan alat tersebut seperti :
1.    Pemilihan Smart Relay diturunkan dari kebutuhan aplikasi.
2.    Perhatikan batasan kemampuan Smart Relay.
3.    Inventarisasi jenis sinyal/tegangan yang ditangani (analog/digital, AC/DC).
Ø    Batasan Kemampuan
Smart relay juga mempunyai batasan dari kemampuan bekerja, diantaranya :
a)    Jumlah dan jenis input.
b)   Jumlah memori yang tersedia. Zelio dapat diprogram hingga 120 Row (1 Row terdiri dari 5 kontak dan 1 koil).
c)    Cara/teknik pemrograman (Ladder Diagram atau FBD).
2.1.9.1   Jenis dan tipe Zelio model Compact
Power
Supply
Jumlah
I/O
Input
Diskrit
Input Analog
0 - 10 V
Output
Diskrit
Clock
Reference
12 VDC
12
8
(4)
4 - Relay
Yes
SR2B121JD
20
12
(6)
8 - Relay
Yes
SR2B201JD
24 VDC
10
6
-
4 - Relay
No
SR2A101BD
12
8
(4)
4 - Relay
Yes
SR2B121BD
12
8
(4)
4 - Transistor
Yes
SR2B122BD
20
12
(2)
8 - Relay
No
SR2A201BD
20
12
(6)
8 - Relay
Yes
SR2B201BD
20
12
(6)
8 - Transistor
Yes
SR2B202BD
24 VAC
12
8
-
4 - Relay
Yes
SR2B121B
20
12
-
8 - Relay
Yes
SR2B201B
100-240 VAC
10
6
-
4 - Relay
No
SR2A101FU
12
8
-
4 - Relay
Yes
SR2B121FU
20
12
-
8 - Relay
No
SR2A201FU
20
12
-
8 - Relay
Yes
SR2B201FU

2.1.9.2  Jenis dan tipe Zelio model modular
Power
Supply
Jumlah
I/O
Input
Diskrit
Input Analog
0 - 10 V
Output
Diskrit
Clock
Reference
24 VDC
10
6
(4)
4 - Relay
Yes
SR3B101BD
10
6
(4)
4 - Transistor
Yes
SR3B102BD
26
16
(6)
10 - Relay
Yes
SR3B261BD
26
16
(6)
10 - Transistor
Yes
SR3B262BD
24 VAC
10
6
-
4 - Relay
Yes
SR3B101B
26
16
-
10 - Relay
Yes
SR3B261B
100 - 240 VAC
10
6
-
4 - Relay
Yes
SR3B101FU
26
16
-
10 - Relay
Yes
SR3B261FU


Pengantarmukaan Zelio Smart Relay dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
antarmuka zelio smart relay
Gambar 2.27 Antarmuka zelio smart relay
Keterangan :
  1. Dua lubang dudukan pengikat.
  2. Dua terminal power suplay.
  3. Koneksi terminal input.
  4. Layar display LCD untuk mengontrol dan memonitor.
  5. Slot untuk koneksi interface ke PC.
  6. Enam tombol untuk memrogram dan memasukan parameter.
  7. Koneksi terminal output.
Zelio Smart Relay memiliki dua jenis input, yaitu input discrete (input digital: On/Off) dan input analog (0-10 VDC). Untuk Zelio Smart Relay yang sumber teganganya DC  (tipe SR* B**JD atau SR* B**BD) biasanya memiliki kedua jenis input ini (input discrete dan input analog) kecuali pada tipe SR* A**BD yang hanya memiliki input discrete saja. Sedangkan pada Zelio Smart Relay yang sumber teganganya AC (tipe SR* ***B atau SR****FU) semuanya hanya memiliki satu jenis input saja yaitu input discrete.
Pemrograman pada Zelio Smart Relay dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama menggunakan programming console (disediakan layar dan tombol program yang terintegrasi pada perangkat zelio) dan yang kedua menggunakan bantuan PC (personal computer).
Keterangan :
1.    Jika aplikasi yang akan dibuat memiliki jumlah I/O <= 20 (12 Input dan 8 output) maka gunakanlah Zelio Compact. Dan jika jumlah I/O nya lebih dari 20 gunakanlah Zelio Modular (Zelio Modular Max I/Onya = 40 I/O).
2.    Pemilihan tegangan (12 Vdc, 24Vdc, 24 Vac dan 100-240 Vac) tergantung pada jenis tegangan sensor-sensor dan aktuator-aktuator yang akan digunakan







2.1.10                         Pillot Lamp

Sebuah pillot lamp atau dalam bahasa indonesia lampu pilot merupakan sebuah lampu LED yang biasa digunakan sebagai lampu indikator dalam rangkaian sebuah alat atau mesin. Pillot lamp tersebut dapat bekerja sebagai mestinya jika dialiri daya AC sebesar 220 VAC dengan toleransi 110-240 VAC. Warna yang dihasilkan pillot lamp ini adalah lampu putih. Karena fungsinya sebagai lampu indikator, lampu ini dibuat warna-warni sinarnya dengan menambahkan penutup kaca yang berwarna sehingga tampak dari luar berwarna sinar yang dihasilkan. Pillot lamp ini mempunyai beberapa warna seperti merah, kuning, hijau, putih, dll. Tapi yang sering kali dipakai adalah tiga warna yaitu merah, kuning, dan hijau.
·        Cara Kerja
Dalam control magnetik alat ini tergolong sebagai sinyal output yang berperan sebagai lampu indikator yang mengindikasikan/menunjukkan apakah rangkaian itu telah aktif. Output dari control magnetik tersebut dihubungkan ke pillot lamp ini jika rangkaian tersebut sudah benar maka ketika rangkaian aktif alat ini akan aktif (menyala). Ketika pillot lamp tersebut menyala kita dapat mengetahui bahwa rangkaian control magnetik tersebut sudah benar atau aktif. Karena fungsinya sebagai lampu indikato pillot lamp ini akan bekerja jika dan hanya jika mendapat aliran listrik.
·        Penggunaan
Seperti telah kita ketahui, pillot lamp tersebut sangat banyak digunaka, dalam sebuah operation panel bisa kita jumpai beberapa pillot lamp jumlahnya tergantung dari keperluan, dengan warna warna yang dimilki pillot lamp tersebut dapat mengindikasikan indikator yang berbeda. Pillot lamp dalam rangkaian P. MCC Hydrant berfungsi sebgai lampu indikasi R dengan warna merah, S dengan warna kuning, dan T dengan warna hijau.
Gambar 2.28 Pillot lamp



2.1.11                         Fuse
Fuse adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi jaringan distribusi tehadap gangguan arus lebih. Fuse terdiri dari penhantar kecil yang dapat melebur dan biasanya terbuat dari perak, timah, zeng atau paduan logam lainnya yang mempunyai titik lebur rendah. Fuse dapat menyebabkan arus nominal terus-menerus, tetapi akan butuh dalam waktu maksimal 5 menit, apabila arusnya naik menjadi 230% dari arus nominalnya. Pada umunya fuse yang ada untuk tegangan kerja 5-15.000 V dan berukuran dari 0 sampai 5 A, 50 sampai 100A dan 100 A sampai 200A.
Ada beberapa type fuse diantaranya:
·      Type terbuka, dimana bagian yang melebur berada di udara terbuka.
·      Type minyak, dimana bagian yang melebur berada di dalam tangki berisi minyak.
Ukuran fuse ditentukan menurut besarnya arus yang melewati elemen fuse dengan aman pada tegangan yang ditentukan. Apabila fuse putus maka harus diganti dengan ukuran ampere yang sama. Secara normal ketika terjadi beban lebih atau kesalahan pada instalasi, maka penghantar atau elemen fuse akan melebur sehingga rangkaian menjadi aman.
Tetapi fuse bekerja tidak selalu tergantung dari arus lebih atau kesalahan pada instalasinya, dapat juga disebabkan oleh:
1.  Kontak yang tidak baik karena sambungan kotor.
2. Keadaan suhu sekelilingnya, akan membuat perubahan pada kondisi fuse sehingga tidak dapat lagi melebur pada waktu yang ditentukan.
3. Panas yang berlebihan yang timbul secara tidak normal karena usia elemen fuse.
4. Oksidasi dan korosi yang terjadi pada kontak penggunaan fuse/fuse holder.
Fuse box dalam rangkaian P. MCC Hydrant berfugsi sebagai pengaman pillot lamp R, S, T. Jika fuse putus lampu di dalam fuse tersebut akan menyala. Arus yang terdapat pada fuse adalah 2A.

 
                                  Gambar 2.29 Fuse





2.1.12                        Current Transformator (Trafo Arus)
Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya hingga ratusan ampere dan arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Prinsip kerja CT yaitu menggunakan kaidah tangan kanan, dimana ibu jari menunjukkan GGL.CT terbentuk dari magnit yang dililiti kawat dan ujung kawat yang nantinya akan mengalir arus yang dihubungkan ke ampermeter.
Arus yang mengalir pada CT adalah berasal dari arus yang mengalir pada suatu penghantar yang melewati CT, sehingga di sekitar penghantar yang melewati CT tersebut timbul induksi yang menyebabkan ada arus yang mengalir pada lilitan CT. Nilai arus pada CT yang dihubungkan ke ampermeter  tidak sama dengan nilai besar arus yang ada pada penghantar, karena CT menggunakan sistem perbandingan (ratio).


 
Gambar 2.30 Fisik dan simbol CT





2.1.13    Power Meter (PM750)
Power meter seri PM750 adalah alat ukur digital yang tidak hanya dapat mengukur arus(I) dan tegangan(V) saja, akan tetapi juga dapat mengukur faktor daya(cos phi), dan daya (kWh). PM750 dirancang untuk efektifitas dalam pemakaian dan mempersederhanakan penggunaan komponen. Cukup dengan power meter semua dapat diketahui.


 
                      Gambar 2.31 PM750 dan simbolnya


























BAB III
P.MCC HYDRANT












BAB III
P.MCC HYDRANT


Panel MCC Hydrant adalah suatu panel listrik yang digunakan untuk mengoperasikan atau menjalankan motor-motor pada sistem pengaliran air melalui pipa-pipa air (sistem hydrant). Dalam panel hydrant ini terdapat dua rangkaian kelistrikan untuk menjalankan dua motor yang dioperasikan untuk sistem hydrant. Dua motor yang digunakan pada sistem hydrant ini adalah motor main pump dan motor jocky pump.

Pada bab ini akan ada beberapa pembahasan yaitu mengenai sebagai berikut :
A.    Main pump dengan rangkaian kelistrikannya.
B.     Jockey pump dengan rangkaian kelistrikannya.
C.     Rangkaian kontrol P. MCC Hydrant secara otomatis dengan smart relay zelio.
D.    Rangkaian metring (rangkaian pengukur arus, volt, daya dan cos phi) pada P. MCC Hydrant.

Dan pembahasanya ada pada sub-bab bab ini. Dan dibawah ini juga ada single diagram rangakaian kelistrikan yang ada pada P. MCC Hydrant yang di produksi oleh PT Delta Jaya Engineering.








Gambar 3.1 Single diagram rangkaian pada P.MCC Hydrant
3.1             MAIN PUMP










Gambar 3.2 Motor hydrant/main pump

3.1.1     Prinsip Kerja Main Pump (Motor Pompa Utama) dengan rangkaian kelistrikannya

Main pump adalah motor pompa air utama dalam sistem hydrant pada motor yang dijalankan/diopersikan oleh Panel MCC Hydrant. Motor main pump dalam sistem hydrant ini berfungsi untuk mengisikan air ke pipa-pipa air sistem hydrant yang digunakan untuk menyiram batubara disaat suhu batubara tersebut naik dari suhu normalnya agar suhu batubara turun kembali ke suhu normal. Dan saat tekanan pada pipa-pipa air hydrant menurun atau berkurang dari tekanan normalnya yaitu sekitar 14-20 Bar menjadi 14 Bar kebawah setelah air dalam pipa tersebut digunakan untuk menyiram batubara, maka motor main pump harus dioperasikan/dijalankan (secara otomatis maupun manual) untuk mengisi air ke pipa-pipa air pada sistem hydrant agar tekanan pada pipa-pipa air hydrant dapat kembali ke tekanan normalnya.
Untuk mengetahui berapa tekanan yang ada pada pipa-pipa air hydrant, maka dipasang pressure transmitter pada pipa penghubung pipa-pipa air hydrant (pipa yang digunakan untuk menyiram batubara) dengan motor main pump dan jocky pump dan juga dipasang pressure gauge pada ujung pipa-pipa air hydrant (pipa yang digunakan untuk menyiram batubara). Dan Pressure transmitter juga mempunyai fungsi lain yaitu untuk pengendalian motor main pump secara otomatis. Karena untuk mengotomatiskan motor main pump, output sinyal pressure transmitter di connect-kan ke analog input smart relay Zelio SR3B101BD, sehingga smart relay ini kemudian dapat mengotomatiskan rangkaian kontrol motor main pump sesuai dengan berapa output sinyal pressure transmitter yag disetingkan pada smart relay Zelio.



3.1.2      Rangkaian Kelistrikan Motor Main pump

Rangkaian kelistrikan motor main pump adalah suatu rangkaian listrik yang dirakit(wiring) untuk digunakan dalam mengoperasikan atau menjalankan motor main pump agar dapat bekerja. Pada rangkaian listrik untuk menjalankan motor main pump ini, ada 2 bagian rangkaian listrik yang digunakan yaitu diantaranya rangkaian daya (utama/power) dan rangkaian pengendali (kontrol). Dan pembahasannya sebagai berikut :

1.        Rangkaian Daya
Rangkaian daya yaitu rangkaian yang merupakan jalur tegangan listrik utama yang dihubungkan ke motor. Dan tegangannya bisa 220V, 380V, 660V, bahkan 6.6 kV, dan sebagainya. Aliran arus ke motor ditentukan oleh kondisi anak kontak dari kontaktor utama.

2.        Rangkaian control
Rangkaian kontrol yaitu rangkaian yang digunakan untuk memutus atau menyambungkan aliran arus listrik ke motor melalui anak kontak kontaktor utama. Kontaktor utama harus energize atau mendapatkan tegangan suplai agar anak kontaknya berubah kondisi. Hal ini dicapai dengan menekan tombol START(manual) atau tertutupnya anak kontak NO dari relay kontrol jarak jauh(otomatis) di rangkaian kontrol. Tegangan yang dipakai biasanya 220VAC.
Pada rangkaian kontrol (pengendali) ini terdapat 2 cara pengoperasian untuk menjalankan motor main pump yaitu dengan cara manual dan otomatis.

v  Cara Manual

Apabila akan menjalankan motor secara manual, maka harus memutar selector switch ke posisi MAN (manual) kemudian  menekan tombol start pada rangkaian kontrol. Baru setelah itu motor dapat bekerja.

v  Cara Otomatis

Apabila akan menjalankan motor secara otomatis, maka harus memutar selector switch ke posisi AUTO kemudian rangkaian kontrolnya akan bekerja untuk menjalankan motornya sendiri saat output sinyal yang diterima oleh rangkaian kontrol dari perssure transmitter sudah sesuai dengan pengaturan (settingan) yang sudah di settingkan pada rangkaian kontrol tersebut, setelah itu baru motor dapat bekerja.











3.1.2.1 Rangkaian Daya Main Pump

Motor main pump dijalankan dengan tegangan 3 phase  rangkaian daya star/delta (Y/). Berikut gambar rangakaiannya.

Gambar 3.3 Rangkaian daya main pump

Ø      Penjelasan Kerja Rangkaian Daya

Sebelum menjalankan motor langkah pertama yang dilakukan pada rangkaian daya ini adalah memposisikan MCCB pada keadaan “ON” supaya arus dapat mengalir ke input kontaktor-kontaktor.
Pada rangkaian daya main pump, hubungan star/bintang (Y) akan selalu dipakai setiap kali motor start untuk bekerja . Dan setelah itu baru berganti motor bekerja dengan hubungan delta/segitiga (). Pada rangkaian daya ini kontaktor yang pertama bekerja adalah kontaktor MCM (LC1-D150) dan kontaktor  MCS (LC1-D80) untuk menjalankan/men-start  motor main pump dengan hubungan star/bintang (Y). Hubungan star/bintang (Y) ini terbentuk karena saat kontaktor MCM (LC1-D150 bekerja, maka tegangan jala-jala 3 phase dan arus listrik terhubung dengan motor main pump. Sedangkan saat kontaktor MCS (LC1-D80) bekerja, maka kontaktor ini saling menghubungkan tiga kumparan yang ada pada motor main pump, sehingga motor bekerja dengan hubungan bintang (Y).
Start motor dengan hubungan bintang ini dimaksudkan agar arus listrik yang dipakai untuk memulai menjalankan motor tidak terlalu besar. Sehingga tidak terjadi lonjakan arus listrik yang tinggi pada kumparan-kumparan motor yang dapat menyebabkan motor cepat mengalami kerusakan.
Setelah motor main pump start bekerja dengan hubungan bintang (Y), maka beberapa saat kemudian, sesuai setting waktu yang telah disettingkan pada timer, maka motor akan berganti bekerja dengan hubungan delta/segitiga (). Hal itu terjadi, karena kontaktor yang bekerja bersamaan dengan kontaktor MCM (LC1-D150) itu berganti, yaitu kontaktor MCD (LC1-D150) yang bekerja menggantikan kontaktor MCS (LC1- D80) yang sudah dalam keadaan OFF saat timer bekerja. Sehingga motor bekerja dengan hubungan delta/segitiga ().
Motor main pump bekerja dengan hubungan delta/segitiga () sampai motor berhenti dioperasionalkan melalui rangkaian pengendalinya (di-stop). Dan saat motor bekerja dengan hubungan delta/segitiga () ini daya kerja motor akan lebih besar dibandingkan dengan hubungan bintang (Y).
Motor ini bekerja untuk mengisikan air ke pipa-pipa sistem hydrant saaat tekanan air pada pipa-pipa tersebut tetap berkurang dari tekanan normalnya,
yaitu tekanan pada pipa-pipa sistem hydrant ini berada diposisi 14 kebawah. Maka motor main pump ini harus dioperasikan (secara manual/otomatis) agar motor bekerja untuk mengisikan air ke pipa-pipa sistem hydrant tersebut, supaya tekanan pada pipa-pipa sistem hydrant tidak terus menurun. Tetapi saat tekanan air pada pipa-pipa sistem hydrant ini berada diatas 14 bar, kalau secara otomatis, motor akan berubah keadan  menjadi OFF, tapi jika secara manual dapat OFF juga dapat ON, karena terserah pada yang mengoperasikan rangkaian kontrolnya.Tetapi motor main pump ini harus bekerja/dioperasikan saat tekanan air pada pipa-pipa sistem hydrant berada di kisaran 10-14 Bar.






















3.1.2.2 Rangkaian Pengendali Main pump (Manual)
Gambar. 3.4 Rangkaian kontrol main pump
Ø    Cara pengoperasian/kerja rangkaian pengendali main pump (manual)

·      Untuk mengoperasikan motor main pump dengan rangkaian pengendali, maka yang pertama dilakukan adalah mengalirkan arus listrik ke busbar incoming R, S, dan T di P. MCC Hydrant dengan cara  memposisikan MCCB (breaker) utama panel ini dengan keadaan ON, sehingga arus dapat mengalir ke busbar incoming R, S, dan T.
·      Kemudian memposisikan MCB pada keadaan On, sehingga arus listrik mengalir ke kontak NC Emg-Stop, kemudian ke kontak NC TOR yang di parallel dengan input kontak NO TOR. Karena kontak NO TOR dalam keadaan open (sebab TOR belum bekerja) maka arus listriknya hanya mengalir ke kontak NC TOR.
·      Setelah itu arus mengalir ke input Selector Switch yang di parallel dengan input kontak NO relay R1 dan kontak bantu NO kontaktor MCS. Karena rangkaian pengendali akan dioperasikan dengan manual, maka posisikan SS (Selector Switch) ke posisi MAN.
·      Kemudian akan mengalir arus listrik ke kontak NC PB.OFF, setelah itu mengalir arus ke input kontak NO PB.ON yang di parallel dengan input kontak bantu NO kontaktor MCM.
·      Sehingga arus listrik stand by pada input kontak NO PB.ON dan kontak bantu NO kontaktor MCM. Jadi pada saat PB.ON ditekan, arus mengalir ke koil kontaktor MCM, bersamaan dengan itu arus juga mengalir ke koil timer, koil relay R1, input kontak NO timer dan mengalir ke kontak NC timer setelah itu ke kontak bantu NC kontaktor MCD kemudian ke koil kontaktor MCS dan juga arus mengaliri ke pillot lamp warna merah (karena semua rangkaian tersebut di-parallel dengan K.MCM). Sehingga membuat kontaktor MCM , kontaktor MCS, Relay R1 dan timer bekerja bersamaan dan bersamaan dengan itu pula pillot lamp “RED 1(indikator K.MCM bekerja)”, “RED 2(indikator motor main pump bekerja/run), dan “GREEN(indikator hubungan star(Y)”  juga menyala. Dan saat push/tekanan pada PB.ON dilepaskan, rangkaian dibawahnya tersebut tetap bekerja, karena ada kontak bantu NO kontaktor MCM yang menggantikan PB.ON untuk menghubungkan arus listrik ke rangkaian dibawahnya Dengan kata lain kontak bantu NO kontaktor MCM menjadi rangkaian pengunci untuk rangkaian dibawahnya agar tetap bekerja saat PB.ON sudah dalam keadaan open.
·      Kemudian selang beberapa detik kontak timer berubah kondisi, karena settingan waktu pada timer sudah sesuai dengan waktu kerja untuk hubungan bintang(Y) sehingga membuat kontaktor MCS berposisi “OFF”  maka pillot lamp “GREEN”  tidak menyala. Lalu Kontaktor MCD berposisi “ON” maka motor berpindah bekerja dengan hubungan delta.
·      Bila ada ganguan pada motor ataupun rangkaiannya, tekan PB.Emg-Stop untuk memutus aliran arus pada rangkaian tersebut karena PB.Emg-Stop bisa mengunci apabila ditekan, sehingga kontak NC nya akan open sampai push button tersebut diputar untuk mengembalikan kondisi kontaknya.. Saat ganguan sudah teratasi, putar PB.Emg-Stop untuk membuat kontaknya menjadi close, setelah operasikan kembali rangkaian tersebut.
·      Bila terjadi arus lebih ke beban TOR akan bekerja sehingga rangkaian dibawah kontak NC TOR tidak teraliri arus karena kontak NC TOR “open” dan NO-nya “close” maka pillot lamp “YELLOW” menyala sebagai indikator Fault/Trip.











3.2             JOCKEY PUMP

Gambar 3.5 Motor jockey pump
3.2.1           Prinsip Kerja Jocky Pump (Motor Pembantu Pompa Air Utama) dengan rangkaian kelistrikannya

Jocky pump adalah motor pembantu pompa air utama dalam sistem hydrant pada motor yang dijalankan/diopersikan oleh Panel MCC Hydrant. Motor jocky pump dalam sistem hydrant ini berfungsi untuk membantu motor main pump mengisikan air ke pipa-pipa air sistem hydrant yang digunakan untuk menyiram batubara disaat suhu batubara tersebut naik dari suhu normalnya agar suhu batubara turun kembali ke suhu normal. Dan yang membedakan bekerjanya motor jocky pump dan main pump adalah settingan tekanannya yaitu motor jocky pump harus bekerja saat tekanan pada pipa-pipa air hydrant menurun atau berkurang dari tekanan normalnya yaitu sekitar 14-20 Bar menjadi 12 Bar setelah air dalam pipa tersebut digunakan untuk menyiram batubara, maka barulah motor jocky pump bekerja (secara otomatis maupun manual) untuk mengisi air ke pipa-pipa air pada sistem hydrant agar tekanan pada pipa-pipa air hydrant dapat kembali ke tekanan normalnya.
Motor jockey pump ini bekerja/diopersikan (secara manual maupun otomatis) saat tekanan pada pipa-pipa sistem hydrant berada di kisaran 10-12 Bar. Motor  jockey pump dioperasikan dengan tujuan untuk membantu motor main pump mengisikan air ke pipa-pipa sistem hydrant, saat pengeluaran air yang dipakai menyiram  batubara tersebut kapasitasnya besar.  Sehingga saat pengisisan yang dilakukan oleh main pump tidak bisa menaikkan tekanan air pada pipa-pipa sistem hydrant, karena kapasitas pengisian yang dilakukan oleh main pump tidak sebanding dengan kapasitas pengeluaran air maksimum yang dipakai untuk menyiram batubara, maka motor jockey pump akan  bekerja untuk membantu main pump mengisikan air ke pipa-pipa tersebut. Dan saat jockey dan main pump bekerja bersama mengisikan air ke pipa-pipa sistem hydrant tersebut, maka tekanan pada pipa-pipa itu akan naik meskipun kapasitas pengeluaran air yang dipakai menyiram  batubara yang panas tersebut mencapai kapasitas maksimum. Hal ini dikarenakan  kapasitas pengisian air  yang dilakukan oleh  main dan jockey pump saat bekerja bersama ,di setting lebih besar daripada kapasitas pengeluaran air maksimum pada pipa-pipa tersebut. Sehingga bisa mencegah tekanan air pada pipa-pipa sistem hydrant itu untuk menurun sampai ke bawah 10 Bar.


3.2.2      Rangkaian Kelistrikan Jockey Pump

Rangkaian kelistrikan motor jockey pump pada prinsipnya sama dengan pengertian untuk motor main pump yaitu suatu rangkaian listrik yang dirakit(wiring) untuk digunakan dalam mengoperasikan atau menjalankan motor jockey pump agar dapat bekerja. Pada rangkaian listrik untuk menjalankan motor jockey  pump ini juga ada 2 bagian rangkaian listrik yang digunakan untuk menjalankan motor seperti pada rangkaian main pump, yaitu diantaranya rangkaian daya (utama/power) dan rangkaian pengendali (kontrol). Rangkaian kontrol jockey pump juga dioperasikan dengan 2 cara yaitu manual dan otomatis.
3.2.2.1 Rangkaian Daya Jockey Pump

Motor jockey pump juga sama dengan main pump yaitu dijalankan dengan tegangan 3 phase  rangkaian daya star/delta (Y/). Berikut gambar rangakaiannya.
 
Gambar 3.6 Rangkaian daya jockey pump
Ø      Penjelasan Kerja Rangkaian Daya


Pada prinsipnya rangkaian daya jocky pump sama seperti rangkaian daya yang dipakai untuk menjalankan main pump, yaitu rangkaian daya hubungan star/delta (Y/). Sebelum menjalankan motor langkah pertama yang dilakukan pada rangkaian daya ini adalah memposisikan MCCB pada keadaan “ON” supaya arus dapat mengalir ke input kontaktor-kontaktor.
Rangkaian hubungan star/bintang (Y) akan selalu dipakai setiap kali motor start untuk bekerja . Dan setelah itu baru berganti motor bekerja dengan hubungan delta/segitiga () berdasarkan settingan pada timer yang dipakai di rangkaian pengendalinya.
Pada rangkaian daya hubungan star/delta (Y/) ini, akan selalu ada 2 kontaktor yang bekerja bersamaan. Dan Kontaktor  MCM (LC1-D80) akan terus bekerja saat rangkaian pengendalinya mulai dioperasikan (dengan manual maupun otomatis) sampai rangkaian pengendali tersebut dihentikan (di stop) pengoperasian kerjanya. Sedangkan kotaktor MCS (LC1-D50) akan bekerja dengan kontaktor MCM (LC1-D80) untuk hubungan star/bintang (Y). Dan dua kontaktor inilah yang pertama bekerja bersamaan saat rangkaian pengendalinya di hidupkan (di ON-kan secara otomatis atau manual) untuk menjalankan/men-start  motor jockey pump dengan hubungan star/bintang (Y). Hubungan star/bintang (Y) ini terbentuk karena saat kontaktor MCM (LC1-D80) bekerja, maka tegangan jala-jala 3 phase dan arus listrik terhubung dengan motor jockey pump. Sedangkan saat kontaktor MCS (LC1-D50) bekerja, maka kontaktor ini saling menghubungkan tiga kumparan yang ada pada motor jockey pump, sehingga motor bekerja dengan hubungan bintang (Y).
Start motor dengan hubungan bintang ini dimaksudkan agar arus listrik yang dipakai untuk memulai menjalankan motor tidak terlalu besar. Sehingga tidak terjadi lonjakan arus listrik yang tinggi pada kumparan-kumparan motor yang dapat menyebabkan motor cepat mengalami kerusakan.
Setelah motor jocky pump start bekerja dengan hubungan bintang (Y), maka beberapa saat kemudian, sesuai setting waktu yang telah disettingkan pada timer, maka motor akan berganti bekerja dengan hubungan delta/segitiga (). Hal itu terjadi, karena kontaktor yang bekerja bersamaan dengan kontaktor MCM (LC1-D80) itu berganti, yaitu kontaktor MCD (LC1-D80) yang bekerja menggantikan kontaktor MCS (LC1- D50) yang sudah dalam keadaan OFF saat timer bekerja. Sehingga motor bekerja dengan hubungan delta/segitiga ().
Motor jockey pump bekerja dengan hubungan delta/segitiga () sampai motor berhenti dioperasionalkan melalui rangkaian pengendalinya (di-stop). Dan saat motor bekerja dengan hubungan delta/segitiga () ini daya kerja motor akan lebih besar dibandingkan dengan hubungan bintang (Y).
Motor ini bekerja untuk mengisikan air ke pipa-pipa sistem hydrant saaat tekanan air pada pipa-pipa tersebut berkurang dari tekanan normalnya yaitu tekanan airnya turun menjadi 12 bar, setelah air pada pipa-pipa tersebut dipakai untuk penyiraman batubara. Dan saat tekanan air pada pipa-pipa sistem hydrant yang sedang diisi oleh motor jocky pump sudah dapat naik ke tekanan 12 Bar ke atas, maka motor jocky pump akan berhenti operasional kerjanya apabila dikontrol secara otomatis. Tapi jika secara manual dapat OFF juga dapat ON, karena terserah pada yang mengoperasikan rangkaian kontrol manualnya.


.










3.2.2.2 Rangkaian Pengendali Jockey pump (Manual)
Gambar 3.7 Rangkaian kontrol jockey pump
Ø   Cara pengoperasian/kerja rangkaian pengendali jockey pump (manual)

·      Untuk mengoperasikan motor jockey pump dengan rangkaian pengendali, maka yang pertama dilakukan adalah mengalirkan arus listrik ke busbar incoming R, S, dan T di P. MCC Hydrant dengan cara  memposisikan MCCB (breaker) utama panel ini dengan keadaan ON, sehingga arus dapat mengalir ke busbar incoming R, S, dan T.
·      Kemudian memposisikan MCB pada keadaan On, sehingga arus listrik mengalir ke kontak NC Emg-Stop, kemudian ke kontak NC TOR yang di parallel dengan input kontak NO TOR. Karena kontak NO TOR dalam keadaan open (sebab TOR belum bekerja) maka arus listriknya hanya mengalir ke kontak NC TOR.
·      Setelah itu arus mengalir ke input Selector Switch yang di parallel dengan input kontak NO relay R2 dan kontak bantu NO kontaktor MCS. Karena rangkaian pengendali akan dioperasikan dengan manual, maka posisikan SS (Selector Switch) ke posisi MAN.
·      Kemudian akan mengalir arus listrik ke kontak NC PB.OFF, setelah itu mengalir arus ke input kontak NO PB.ON yang di parallel dengan input kontak bantu NO kontaktor MCM.
·      Sehingga arus listrik stand by pada input kontak NO PB.ON dan kontak bantu NO kontaktor MCM. Jadi pada saat PB.ON ditekan, arus mengalir ke koil kontaktor MCM, bersamaan dengan itu arus juga mengalir ke koil timer, koil relay R2, input kontak NO timer dan mengalir ke kontak NC timer setelah itu ke kontak bantu NC kontaktor MCD kemudian ke koil kontaktor MCS dan juga arus mengaliri ke pillot lamp warna merah (karena semua rangkaian tersebut di-parallel dengan K.MCM). Sehingga membuat kontaktor MCM , kontaktor MCS, Relay R2 dan timer bekerja bersamaan, dan bersamaan dengan itu pula pillot lamp “RED (indikator K.MCM bekerja)”, “GREEN 1(indikator motor jockey pump bekerja/run), dan “GREEN 2(indikator hubungan star(Y)”  juga menyala. Dan saat push/tekanan pada PB.ON dilepaskan, rangkaian dibawahnya tersebut tetap bekerja, karena ada kontak bantu NO kontaktor MCM yang menggantikan PB.ON untuk menghubungkan arus listrik ke rangkaian dibawahnya Dengan kata lain kontak bantu NO kontaktor MCM menjadi rangkaian pengunci untuk rangkaian dibawahnya agar tetap bekerja saat PB.ON sudah dalam keadaan open.
·      Kemudian selang beberapa detik kontak timer berubah kondisi, karena settingan waktu pada timer sudah sesuai dengan waktu kerja untuk hubungan bintang(Y) sehingga membuat kontaktor MCS berposisi “OFF”  maka pillot lamp “GREEN 2”  tidak menyala. Lalu Kontaktor MCD berposisi “ON” maka motor berpindah bekerja dengan hubungan delta.
·      Bila ada ganguan pada motor ataupun rangkaiannya, tekan PB.Emg-Stop untuk memutus aliran arus pada rangkaian tersebut karena PB.Emg-Stop bisa mengunci apabila ditekan, sehingga kontak NC nya akan open sampai push button tersebut diputar untuk mengembalikan kondisi kontaknya.. Saat ganguan sudah teratasi, putar PB.Emg-Stop untuk membuat kontaknya menjadi close, setelah operasikan kembali rangkaian tersebut.
·      Bila terjadi arus lebih ke beban TOR akan bekerja sehingga rangkaian dibawah kontak NC TOR tidak teraliri arus karena kontak NC TOR “open” dan NO-nya “close” maka pillot lamp “YELLOW” menyala sebagai indikator Fault/Trip.












3.3                  Rangkaian pengendali P. MCC Hydrant secara otomatis dengan smart relay zelio

Rangkaian pengendali otomatis ini digunakan untuk menjalankan motor main pump dan jockey pump secara otomatis. Dan smart relay zelio adalah komponen yang bertugas untuk mengotomatiskan rangkaian pengendali  untuk menjalankan motor main pump dan jocky pump. Smart relay Zelio yang digunakan adalah smart relay Zelio dengan seri SR3B101BD. Relay Zelio dengan seri SR3B101BD memiliki tegangan kerja 24 VDC.
 Sebelum relay Zelio difungsikan untuk mengotomatiskan rangkaian pengendali, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu:
1.        Mengaktifkan relay Zelio SR3B101BD. Berikut gambar pengaktifan relay Zelio.

Gambar 3.8 Rangkaian pengaktifan relay zelio

2.        Kemudian isikan program untuk menjalankan motor secara otomatis ke smart relay Zelio tersebut. Tetapi kita buat terlebih dahulu programnya pada aplikasi software zelio soft 2 yaitu software yang digunakan untuk membuat memprogram dan mentransfer suatu program ke smart relay Zelio. Pada pemograman ini penulis menggunakan LD (Ladder Diagram) untuk membuat program. Berikut langkah pembuatan program yang akan di isikan ke smart relay Zelio untuk mengotomatiskan rangkaian kontrol panel hydrant:
a.     Buka software zelio soft 2 yang ada pada PC.
b.    Kemudian akan ada tampilan pilihan-pilihan yang harus disesuaikan dengan seri smart relay zelio yang digunakan yaitu SR3B101BD. Ikuti instruksi yang ditunjukkan oleh anak panah agar dapat membuat program dengan Ladder Diagram(LD).
1.     
Gambar 3.9 Langkah ke 1 menampilkan LD
2.     
Gambar 3.10 Langkah ke 2 menampilkan LD






3.     
Gambar 3.11 Langkah ke 3 menampilkan LD
4.     
Gambar 3.12 Langkah ke 4 menampilkan LD
5.     
Gambar 3.13 Langkap ke 5 menampilkan LD


6.     
Gambar 3.14 Langkah ke 6 menampilkan LD

c.    Setelah tampilan ladder diagram muncul buat program rangkaian seperti ini.
Gambar 3.15 Rangkaian untuk kontrol otomatis pada LD

d.   Selanjutnya masukkan pengaturan program sesuai ketentuan ke analog comparator A1(main) dan A2(jockey) untuk menjalankan main pump dan jockey pump secara otomatis.
Ketentuan :    
Gambar 3.16 Skup pekerjaan untuk ketentuan pemrograman di Zelio
·         Main “ON” otomatis saat tekanan pada pipa sistem hydrant berada dikisaran 10-14 Bar dan “OFF” otomatis saat tekananya diatas 14 Bar dan dibawah 10 Bar. Tetapi tekanan pada pipa-pipa ini sudah di setting agar tidak sampai turun dibawah 10 Bar, sehingga tekana 10 Bar pada pipa ini sulit terjadi. Dan untuk memprogram ke relay Zelio tidak bisa menggunakan satuan bar dan harus dikonversikan ke satuan volt agar bisa diprogram ke Zelio. Sehingga penulis memisalkan: 10 Bar = 5 V dan 14 Bar = 7 V. Maka di Zelio, untuk program main akan beroperasi saat A1 menerima sinyal dari analog in(IB) pada kisaran 5-7 V.
·         Jockey “ON” otomatis saat tekanan pada pipa sistem hydrant berada dikisaran 10-12 Bar dan “OFF”otomatis saat tekananya diatas 12 Bar. Misal : 12 Bar = 6 V dan 10 Bar = 5 V.Maka di Zelio, untuk program jockey akan beroperasi saat A2 menerima sinyal dari analog in(IB) pada kisaran 5-6 V.
·         Maka berikut pengaturan programnya:
·         Untuk A1
Gambar 3.17 Pemrograman untuk otomatis A1 (main pump)
·         Untuk A2
Gambar 3.18 Pemrograman untuk otomatis A2 (jockey pump)
e.    Setelah pengaturan sudah dilakukan dan saat disimulasikan rangkaian tersebut sudah sesuai dengan cara kerja yang diinginkan, maka selanjutnya kita harus mentransfernya dari PC ke smart relay Zelio. Setelah itu smart relay dapat digunakan untuk mengotomatiskan rangkaian kontrol main dan jockey.
3.        Setelah smart relay Zelio sudah diisi program, selanjutnya lakukan hal berikut:
·         hubungkan line rangkaian RC1-07 ke input Q1 Zelio dan RC1-06 ke output Q1 Zelio (untuk otomatis main pump). Berikut gambarnya:
Gambar 3.19 Rangkaian untuk otomatis main pump

·         hubungkan line rangkaian RC 2-07 ke input Q2 Zelio dan RC2-06 ke output Q2 Zelio (untuk otomatis jockey pump). Berikut gambarnya
Gambar 3.20 Rangkaian untuk otomatis jockey pump
4.        Selanjutnya rangkaian kontrol main dan jockey siap diotomatiskan dengan memposisikan selektor switch ke posisi “AUTO”.Kemudian operator hanya tinggal menunggu out. sinyal dari pipa sistem hydrant yang dikirim oleh Press.Transmitter ke Zelio sesuai dengan settingan yang ada di Zelio, untuk meng-close-kan kontak outputnya(Q1&Q2), yang dipakai untuk menghubungkan arus ke koil kontaktor-kontaktor. Dan kontaktor-kontaktor itu dijadikan saklar untuk menjalankan main dan jockey pump. Jadi saat kontaktor  main bekerja maka motor main dan saat kontaktor jockey bekerja maka motor jockey juga bekerja.

3.4                Rangkaian Metring/Incoming
              Gambar 3.21 Rangkaian metring dan incoming
Ø   Penjelasan fungsi rangkaian metring dan incoming

Rangkaian metring / incoming pada panel hydrant ini difungsikan untuk mengalirkan arus ke rangkaian dibawahnya yaitu ke rangkaian daya dan pengendali. Rangkaian ini juga difungsikan untuk mengukur arus (I), tegangan (V), daya (kWh), dan faktor daya (cos phi) pada panel MCC hydrant, saat panel tersebut dioperasikan. Komponen yang digunkana untuk membaca dan menampilkan hasil pengukuran tersebut adalah power meter seri PM750.
Berdasarkan gambar, pada line 1, line dari busbar R,S,T dihubungkan ke MCB. Kemudian output masing-masing MCB dihubungkan ketiga pillot lamp. Line dari busbar R ke pillot lamp merah. Line dari busbar S ke pillot lamp kuning. Dan line dari busbar T ke pillot lamp hijau. Ketiga pillot lamp tersebut digunakan sebagai indikasi untuk mengetahui apakah pada input R,S,T MCCB(Breaker) utama pada panel hydrant terdapat arus listrik yang mengalir ke input tersebut.
Pada line 2, line S1 dari masing-masing CT yang dipasang pada busbar R, S, T dihubungkan ke L1+, L2+, L3+ pada PM750. Sedangkan line S2(L0-00) dihubungkan ke L1-, L2-, L3- pada PM750. Rangkaian pada line ini difungsikan agar PM750 dapat mengukur arus yang mengalir ke busbar R, S, T pada panel hydrant saat dioperasikan (MCCB di ON-kan).
Pada line 3, line dari busbar R,S,T dihubungkan ke MCB. Kemudian output masing-masing MCB dihubungkan ke PM750. Sedangkan line netral (N0-00) dari busbar netral dihubungkan lansung ke PM750. Rangkaian line 3 ini difungsikan supaya PM dapa mengukur tegangan 3 phase pada line busbar R, S, T panel hydrant saat dioperasikan (MCCB di ON-kan).


















BAB IV
PENUTUP











BAB IV
PENUTUP

4.1.                 Kesimpulan
Dari uraian yang dijelaskan pada Bab III tentang Panel Motor Control Centre Hydrant, maka penulis berkesimpulan bahwa:
Panel Motor Control Centre Hydrant adalah suatu electrical equipment untuk proses penyiraman batubara. Panel MCC Hydrant adalah panel yang digunakan untuk mengoperasikan motor sistem hydrant yaitu main dan jockey pump. Motor dioperasikan untuk mengisikan air ke pipa-pipa air sistem hydrant di saat tekanan pada pipa-pipa air tersebut menurun atau berkurang dari tekanan normalnya, setelah air dalam pipa-pipa tersebut digunakan untuk penyiraman batubara yang suhunya meningkat agar suhu batu bara tersebut kembali ke normal atau menurun.
Saat tekanan pada pipa sistem hydrant menurun 14 Bar ke bawah yang pertama dioperasikan adalah motor main pump. Namun apabila saat pengisisan yang dilakukan oleh main pump tidak bisa menaikkan tekanan air pada pipa-pipa sistem hydrant, karena kapasitas pengisian yang dilakukan oleh main pump tidak sebanding dengan kapasitas pengeluaran air maksimum yang dipakai untuk menyiram batubara, maka motor jockey pump akan  bekerja untuk membantu main pump mengisikan air ke pipa-pipa tersebut. Dan saat jockey dan main pump bekerja bersama mengisikan air ke pipa-pipa sistem hydrant tersebut, maka tekanan pada pipa-pipa itu akan naik meskipun kapasitas pengeluaran air yang dipakai menyiram  batubara yang panas tersebut mencapai kapasitas maksimum. Hal ini dikarenakan  kapasitas pengisian air  yang dilakukan oleh  main dan jockey pump saat bekerja bersama ,di setting lebih besar daripada kapasitas pengeluaran air maksimum pada pipa-pipa tersebut. Sehingga bisa mencegah tekanan air pada pipa-pipa sistem hydrant itu untuk menurun sampai ke bawah 10 Bar.
Sehingga dapat disimpulkan, motor utama pada panel ini adalah main pump, sedangkan jockey pump hanya dioperasikan ketika pengisian air yang dilakukan main pump tidak dapat menaikkan tekanan air pada pipa sistem hydrant. Dengan kata lain, jockey pump dijadikan sebagai motor pembantu main pump untuk mengisikan air.


4.2.                Saran
1.    Dalam perakitan panel ini dibutuhkan skill dan ketelitian yang tinggi supaya kesalahan dalam proses perakitannya nihil atau dapat diminimalisir, sehingga pada saat dioperasikan panel ini dapat beroperasi sesuai dengan kerja yang diminta seperti pada gambarnya.
2.    Penyekunan kabel pada kabel yang digunakan untuk wiring Panel Hydrant harus dilakukan dengan sempurna, agar peluang kabel mengalami ngefong kecil, sehingga peluang troble pada panel ini juga kecil.
3.    Sebelum melakukan perakitan pada panel ini, perlu dilakukan proses pengecekan pada komponen-komponennya terutama pada seri, type, dan juga jenis komponenya agar diketahui komponen tersebut sesuai atau tidak dengan daftar komponen yang dipakai pada panel ini, sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian komponen yang dapat berakibat fatal.
















DAFTAR PUSTAKA



2.    Draw Panel MCC Hydrant by Delta jaya engineering.
8.    Sumartinah. Modul Instalasi Tenaga dan Penerangan. Sidoarjo.